Inflasi, Suku Bunga, Perumahan: Bagaimana Kemungkinan Beban Hidup di Australia pada Tahun 2024

Pada tahun 2023, banyak warga Australia yang bergulat dengan tantangan keuangan. Akankah tantangan ini berlanjut di tahun baru?

A woman holding a purse with a house, coins, and a chart in the background

Many Australians struggled with the rising cost of living in 2023. Source: SBS

Dari kenaikan suku bunga, inflasi, hingga krisis persewaan – pada tahun 2023, warga Australia menghadapi serangkaian tantangan biaya hidup.

Harga pangan terus meningkat, penjualan rumah mencapai rekor tertinggi, tagihan meningkat, dan dan 'cozzie livs' menjadi bagian dari bahasa sehari-hari kita.

Lalu, bagaimana dengan di tahun baru? Inilah yang menurut para ahli mungkin terjadi pada tahun 2024.

Akankah tekanan biaya hidup berkurang pada tahun 2024?

Peter Koulizos, dosen bidang properti di University of Adelaide, secara umum optimis terhadap biaya hidup pada tahun 2024.

Ia yakin warga Australia akan merasakan sedikit kemudahan dalam tekanan inflasi dan suku bunga tahun ini.

“Saya kira tahun 2024 akan lebih baik dari tahun 2023, tentunya dari segi inflasi dan suku bunga,” ujarnya.

“Jadi bagi banyak rumah tangga, mereka akan bisa bernapas lega, dan tekanan pada biaya hidup akan berkurang.”
Alan Duncan, direktur Bankwest Curtin Economics School dan profesor kebijakan ekonomi di Curtin University, juga memperkirakan akan terjadi “perbaikan yang sangat kecil” dalam tekanan biaya hidup.

Namun dia memperingatkan inflasi “tidak akan mendekati” target Reserve Bank sebesar 2-3 persen pada tahun 2024.

“Saya pikir ada terlalu banyak ketidakpastian dalam perekonomian global dan masih banyak tantangan yang ada dalam perekonomian Australia, khususnya harga rumah dan sewa rumah yang masih tinggi dan merupakan salah satu kontributor utama dalam peningkatan biaya hidup,” ujarnya.
Mr Duncan mengatakan dengan harga kebutuhan pokok seperti perumahan dan energi yang masih tinggi, kecil kemungkinannya untuk kembali ke biaya hidup “normal” dengan cepat.

“Kita melihat beberapa pengeluaran penting lainnya membaik; kita melihat harga bahan makanan membaik, harga pakaian dan belanja rumah tangga atau biaya rumah tangga penting lainnya… semuanya membaik,” ujarnya.

"Tetapi harga tersebut membaik setelah adanya kenaikan harga yang cukup besar dalam jangka waktu yang lama."

Apakah inflasi akan naik atau turun pada 2024??

Sepanjang tahun 2023, inflasi merupakan salah satu kontributor utama tekanan biaya hidup, dengan harga makanan dan minuman, transportasi, perumahan, hiburan, dan lainnya yang terus meningkat.

Angka indeks harga konsumen triwulanan terbaru menunjukkan inflasi , turun dari kenaikan 5,6 persen pada bulan September.

Mr Koulizos mengatakan angka-angka tersebut positif, dan ia memperkirakan inflasi akan terus menurun pada tahun 2024 dibandingkan dengan 12 bulan sebelumnya.

“Inflasi sudah mulai turun, dan kalau melihat, misalnya data inflasi bulanan enam bulan terakhir, angkanya jauh lebih rendah dibandingkan enam bulan sebelumnya,” ujarnya.

“Bagi saya, ini merupakan indikator utama bahwa inflasi sedang menuju ke arah penurunan.”

Mr Koulizos mengatakan meskipun ia memperkirakan harga beberapa barang dan jasa akan stabil, namun harga-harga lainnya akan tetap terkena dampak peristiwa di luar negeri, seperti perang Rusia-Ukraina.

Perang ini telah berkontribusi terhadap inflasi dan tekanan ekonomi di banyak belahan dunia selama dua tahun terakhir, dan dapat berlanjut pada tahun 2024.

Apakah Reserve Bank akan menaikkan suku bunga pada 2024?

RBA telah menaikkan suku bunga sebanyak 13 kali sejak tahun 2022 dalam upaya mengendalikan inflasi, dan pada bulan November 2023 suku bunga mencapai angka tertinggi dalam 12 tahun terakhir sebesar 4,35 persen.

Dalam rapat terakhir RBA di bulan Desember, dewanmenentukan , memberikan kelegaan sejenak kepada pemilik rumah selama periode Natal dan Tahun Baru.
A graph showing increases to the interest rate.
Source: SBS
Setelah pengumuman tersebut, bos RBA Michele Bullock mengindikasikan kemungkinan pengetatan lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.

“Apakah pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut diperlukan guna memastikan agar inflasi kembali sesuai target dalam jangka waktu yang wajar akan bergantung pada data dan penilaian risiko yang terus dilakukan,” kata Ms Bullock.
Angka inflasi kuartal Desember diperkirakan akan dirilis pada tanggal 31 Januari, tepat menjelang pertemuan dewan RBA berikutnya pada awal Februari.

Angka-angka ini kemungkinan digunakan untuk menentukan apakah RBA akan menaikkan suku bunga lagi atau tidak.

Mr Duncan mengatakan dia "tidak mengesampingkan" kenaikan lebih lanjut pada tahun 2024.

“Saya pikir secara umum kita harus menunggu hingga setidaknya pertengahan tahun 2025 sebelum kita melihat harga secara konsisten kembali ke kisaran dua hingga 3 persen (inflasi).

"Jadi, disamping beberapa biaya lain yang kita hadapi, saya benar-benar tidak berpikir bahwa kita dapat mengecualikan kenaikan suku bunga lebih lanjut dalam waktu dekat."

Apakah harga rumah akan terus meningkat di Australia?

Harga rumah telah meroket di berbagai bagian negeri ini sepanjang tahun 2023, dengan harga rata-rata nasional sekarang adalah senilai $762,000 menurut PropTrack.

Penyewa juga menghadapi situasi sulit, dengan , terutama di kota-kota besar.

Menurut laporan persewaan terbaru dari PropTrack, yang dirilis pada bulan Oktober, jumlah persewaan baru yang tersedia pada bulan September turun 5,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Meningkatnya permintaan sewa ditambah dengan terbatasnya pasokan juga berdampak pada harga, dimana harga sewa rata-rata nasional yang diiklankan di realestate.com.au sekarang $550 per minggu - peningkatan sebesar 14,6 persen dalam jangka watu 12 bulan.

Mr Duncan memperkirakan harga sewa akan tetap tinggi hingga pasokan dan permintaan menjadi lebih seimbang.

“Kami tahu bahwa alasan kenaikan biaya sewa yang signifikan dan konsisten ini disebabkan oleh tekanan nyata pada pasokan properti sewaan yang tersedia,” ungkapnya.

“Sampai kita dapat melihat tingkat kekosongan meningkat menjadi setidaknya 2 persen – idealnya menuju 3 persen – saya rasa kita tidak akan melihat adanya tekanan penurunan harga sewa yang signifikan.

“Saya pikir ini adalah salah satu tantangan nyata, tetapi juga menurut saya salah satu prioritas pemerintah pada tahun 2024.”

Akankah Australia mengalami resesi pada 2024?

Di masa perekonomian yang sulit, prospek resesi sering kali disampaikan, namun Mr Koulizos mengatakan tingkat pengangguran Australia yang rendah membuat resesi tidak mungkin terjadi pada tahun 2024, meski saat tantangan keuangan terus berlanjut.

“Salah satu alasan kita akan masuk ke dalam resesi adalah (jika) kita mempunyai tingkat pengangguran yang tinggi; pada saat ini, tidak peduli apa pun sektor yang kita geluti, para pengusaha berteriak-teriak mencari pekerja, mereka tidak bisa mendapatkan cukup pekerja," ungkapnya.

“Saya pikir ada lebih banyak hal positif pada tahun 2024 dibandingkan tahun 2023 menyangkut perekonomian – tidak akan fantastis, tetapi seharusnya lebih baik dari tahun 2023.”
Mr Duncan mengatakan meskipun kemungkinan terjadinya "resesi teknis" pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut sangatlah kecil, banyak warga Australia yang akan masih mengalami kesulitan keuangan pada tahun depan.

"Saya selalu berhati-hati dalam membicarakan gagasan resesi ini dalam arti biner... masyarakat masih merasakannya dan beberapa orang merasakannya lebih dari yang lain, beberapa kelompok keluarga merasakannya lebih dari yang lain," ujarnya.

“Jika kita tidak mengalami resesi, hal itu tidak seharusnya mengurangi tekanan pada pemerintah untuk menyadari bahwa banyak orang mengalami kesulitan hidup yang besar.

“Ungkapan standarnya adalah, jika terlihat dan terasa seperti resesi, maka itu adalah resesi, terlepas dari apakah statistik memberi tahu Anda bahwa Anda telah melewati ambang pertumbuhan 0 persen.”



Dengarkan  setiap hari Senin, Rabu, Jumat dan Minggu jam 3 sore.
Ikuti kami di  dan jangan lewatkan kami.

Share
Published 3 January 2024 2:10pm
Updated 3 January 2024 2:14pm
By Jessica Bahr
Presented by SBS Indonesian
Source: SBS


Share this with family and friends